Banda Aceh adalah kota dengan banyak sebutan,
mulai dari kota budaya, kota pelajar, kota wisata, kota kuliner, kota sepeda,
hotspot town, dan masih banyak lagi. Banda Aceh adalah juga miniatur Aceh. Di
kota ini tinggal berbagai macam orang dengan latar suku bangsa yang beragam.
Namun demikian keberagaman budaya yang ada
di Banda Aceh bisa berpadu dengan indah, tanpa memicu konflik yang berarti.
Di
Banda Aceh orang-orang yang dengan berbagai latar belakang sosial dan pendidikan
bisa berbaur secara harmonis. Banyak intelektual, seniman dan budayawan besar
yang pernah mengasah ilmunya di Banda Aceh. Tidak mengherankan, sebab Banda
Aceh juga dijuluki sebagai kota pendidikan. Dimana puluhan perguruan tinggi
negeri dan perguruan tinggi swasta, tumbuh menjamur di kota Banda Aceh. Selain
itu Pesantren maupun Pondokan muslim bertebar di Banda Aceh.
Sebelumnya Banda Aceh pernah menjadi Kota Pendidikan terkemuka di negara kita. Banyak orang menganggap bahwa Banda Aceh adalah penghasil manusia-manusia cerdas dan berbudi pekerti luhur; penghasil pemimpin dan calon-calon pemimpin negeri; dan juga pelahir konsep-konsep yang jitu untuk membangun negeri.
Predikat Banda Aceh sebagai Kota Pendidikan pada
waktu itu rasanya memang tidak berlebihan; di samping secara kuantitas di Banda
Aceh terdapat lembaga pendidikan dari TK s/d PT yang relatif tinggi jumlahnya,
kualitas lembaga pendidikannya pun juga relatif tinggi dibanding rata-rata
kualitas pendidikan di daerah-daerah Aceh pada umumnya. Sebagai misal, di
samping sekolah-sekolah negeri yang umumnya bermutu baik sekolah-sekolah
Tamansiswa dan beberapa sekolah swasta lainnya diakui kehebatannya oleh
masyarakat luas. Di jenjang pendidikan tinggi Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH)
dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Banda Aceh sangat dihargai bahkan
dikagumi.
Pendek kata, Banda Aceh benar-benar “leading”
dalam hal pendidikan; tidak ada daerah lain di Aceh yang dapat menyainginya.
Kalau kemudian banyak putra-putra daerah dari seluruh Aceh maupun Indonesia
“menyerbu” kota ini kiranya merupakan konsekuensi logis atas predikat yang
disandangnya.
Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya
penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran
Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara
terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai
oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing,
termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan
dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung
tinggi nilai agama) tak heran banyak pemuda-pemudi di luar Indonesia menjadikan Aceh sebagai pendidikan Islam yang terkemuka juga.
Dalam hal pendidikan, sebenarnya provinsi ini
mendapatkan status Istimewa selain dari D.I. Yogyakarta. Namun perkembangan
yang ada tidak menunjukkan kesesuaian antara status yang diberikan dengan
kenyataannya. Pendidikan di Aceh dapat dikatakan sempat terpuruk. Salah satu
yang menyebabkannya adalah konflik yang berkepanjangan dan penganaktirian dari
RI, dengan sekian ribu sekolah dan institusi pendidikan lainnya menjadi korban.
Pada Ujian Akhir Nasional 2005 ada ribuan siswa yang tidak lulus dan terpaksa
mengikuti ujian ulang.
Nama besar atau Tokoh Pendidikan di Aceh Seperti :
- Abubakar Atjeh, ahli ilmu Tharikat
- Ali Hasjmy, akademisi, gubernur Aceh ke 8
- Bachtiar Aly, ahli komunikasi politik
- Tjut Nyak Deviana Daudsjah, ahli musik, rektor
- Dayan Dawood, rektor Unsyiah
- Ed Zoelverdi, ahli fotografi
- Fachry Ali, pakar ilmu komunikasi dan pengamat politik
- Irwan Abdullah, antropolog UGM
- Ismail Suny, ahli hukum tata negara
- Shafwan Idris, rektor IAIN Ar Raniri
- Teuku Ibrahim Alfian, ahli sejarah
- Teuku Jacob, antropolog UGM
- Teuku Nasrullah, ahli hukum, pengacara
- Yaumil Chairiah Agoes Achir, ilmuwan sosial
Kesemuanya pernah tinggal di Banda Aceh. Lantas
apa yang membuat Aceh jadi istimewa…? Pertama karena namanya, yaitu Daerah
Istimewa Banda Aceh. Kedua karena keramahan penduduk Banda Aceh yang bisa
menerima setiap pendatang dengan tangan terbuka serta sejarah yang tidak boleh
dilupakan jasanya untuk negeri tercinta Indonesia. Masih Banyak Tokoh-Tokoh di
Aceh yang bertebar, untuk info tokoh-tokoh Aceh silakan lihat di : Daftar tokoh Aceh.
Namun keramahan orang Banda Aceh ini,
menyebabkan pendatang kesulitan untuk bisa segera menguasai bahasa Aceh. Sebab
orang Banda Aceh bersedia mengalah untuk berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia kepada pendatang yang tidak bisa berbahasa Aceh. Maka jangan
heran andai suatu saat Anda berjumpa dengan seseorang yang pernah tinggal di Banda Aceh dalam
jangka waktu lama antara 5 sampai 10 tahun, tetapi tetap tidak bisa berbahasa Aceh.
Itu semua disebabkan keramahan orang Banda Aceh yang mau diajak berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia, walaupun dengan terbata (penting: masih banyak orang
Aceh yang belum faseh berbahasa Indonesia).
Apa mampu bertahan sebagai kota pendidikan?
Di saat ini, sepertinya Medan akan menggusur Aceh,
sebagai kota pendidikan. Malah sekarang sudah banyak perguruan-perguruan tinggi
modern tumbuh di kota-kota lain. Bila “kota pendidikan” mengandalkan pada
banyaknya tempat-tempat pendidikan, sekolahan, kampus-kampus yang modern dengan
perangkat pendidikan yang lengkap dan maju; mungkin saja bisa jadi Banda Aceh
tidak dapat mengejar, alias dapat tertinggal. Sedangkan dulunya Aceh terkenal
menjadi kota-pendidikan Islam, bukan karena lulusan (yang sekedar)
cerdas-trampil, namun dalam hal lulusan yang memiliki karakter. Sedangkan
karakter atau watak, memang dapat terbina oleh pendidikan yang harus diampu
oleh guru yang menurut semboyan Taman Siswa dinamakan dengan pamong (ing ngarsa
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani). Bukan hanya sekedar cerdas
dalam kemajuan ilmu-teknologi. Maka bila Banda Aceh ingin lestari menjadi kota
pendidikan sebagaimana pada jaman dulunya, perlu ditanyakan, apakah masih ada
pendidikan budi-pekerti luhur yang mengukir watak negarawan terhadap para
lulusan perguruan tinggi. Apa kini masih ada pondokan bagi anak kos yang
induk-semangnya sedemikian memperhatikan terhadap anak asuhnya itu? Jaman
sekarang orang membuka pondokan=kos bagi mahasiswa-pelajar menyediakan kamar
kos hingga sejumlah 16. Apa mampu memperhatikan anak kos sejumlah 16 dengan
baik? Menganggap anak kos bagaikan anak atau calon menantu sendiri? Jaman
sekarang pikiran kita sudah berbeda. Pikiran bisnis, tidak lagi mengandung dan
menjunjung tinggi nilai luhur pendidikan.
Di Banda Aceh Icon Pendidikan juga ditandai dengan tugu berbentuk pena dengan matanya mengarah ke langit dan dibawahnya penuh dengan efek api yang menggambarkan semangat belajar yang tinggi. Sesuai dengan tulisan pesan dibawahnya "Belajar Sambil Berjuang dan Berjuang Sambil Belajar". Semangat sekali pesan di tugu ini sehingga dirasa cocok sebagai Welcome Gate buat para mahasiswa dan siswa yang akan ke Darussalam. Bukankah belajar juga bagian dari sebuah perjuangan? perjuangan untuk mengubah nasib diri dan bangsa dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Asik tulisannya.
ReplyDeleteBoleh kasih masukan nggak ya? Maunya referensinya dibuat hyperlink aja jadi langsung di transfer ke wikipedia atau sumbernya pas di klik begitu. Sukses terus ya :)
udah saya update gan..
Deleteterima kasih masukannya.
huahhhaaa... gambar cewenya cantik looo
ReplyDeletethanks...
DeleteJempol dah gan buat ente (y)
ReplyDeletenice info :D
ReplyDeleteKEREEN ...
ReplyDeletewww.ikhsanicus.blogspot.com
setuju gan ! mantap.
ReplyDeleteSetuju gan, tulisan bagus
ReplyDeleteasik tulisannya kak
ReplyDeletebagus artikelnya ...
ReplyDeletegood ..
Artikelnya bagus,, sukses ya
ReplyDeletemantap semoga terus berkarya dan tidak berhenti didunia lomba, hehe.
ReplyDeleteoya ajak kawan-kawan mampir di bolger kami. http://bandaacehvisit.blogspot.com/2014/04/banda-aceh-icon-para-cendekia-aceh.html
maksud aye mampir kesini dan ajak kawan-kawan singgah ke hutan Kota. http://informasi-syarif.blogspot.com/2014/03/hutan-kota-icon-paru-paru-serambi-mekkah.html
ReplyDeleteea mantap mantap , thank juga udah mampir http://fahreza-cing.blogspot.com/2014/04/makam-kerkhoff-merupakan-bukti-aceh_11.html
ReplyDeleteNiceee share =)
ReplyDeletewww.littlenomadid.blogspot.com
Alhamdulillah ulasannya cukup menarik jangan lupa terus semangat ya mas :)
ReplyDeletesebelumnya terima kasih sudah bersedia datang dan coment di http://veki-adventures.blogspot.com/2014/04/masjid-baiturrahman-hadiah-allah-untuk.html . terima kasih banyak :)