Inilah Kutipan Kata Kata Mutiara Kahlil Gibran yang pantas sebagai bukti Sang Sultan Iskandar Muda untuk sang isteri Puteri Kamaliah.
Tepatnya di Taman Putroe Phang, Banda Aceh. Setiap akhir pekan, di
taman yang asri ini selalu ada pertunjukkan seni. Selain bermain, pengunjung
bisa menikmati berbagai atraksi seni, di panggung Art and Music Weekend Show. Tapi,
Tak lepas dari sebagai tempat rekreasi keluarga di Banda Aceh, Taman Putroe
Phang salah satu bukti nyata bernilai sejarah yang menunjukkan bahwa dulunya
pernah berkuasa sebuah kerajaan besar di Aceh. Taman ini dibuat sebagai salah
satu bukti cinta salah seorang raja aceh terhadap istrinya, sehingga nama taman
ini disesuaikan dengan nama istrinya itu.
Menurut para sejarawan antara tahun 1613 dan 1615 sultan Aceh
menaklukkan negeri Johor dan Pahang Malaysia. Seperti biasanya pemenang perang
berhak atas harta rampasan dan berhak mengambil seorang putri dari kerajaan
yang ditaklukkannya untuk dijadikan permaisuri. Diboyonglah seorang putri
cantik nan jelita ke Aceh yang dikenal dengan nama Putroe Phang (Putri Pahang).
Putri boyongan dari Pahang tersebut sangat cantik parasnya dan halus budi
bahasanya membuat Sultan Iskandar Muda jatuh cinta dan menjadikannya sebagai
permaisuri. Demi cintanya yang sangat besar, Sultan Iskandar Muda bersedia
memenuhi permintaan permaisurinya untuk membangun sebuah taman sari yang sangat
indah, lengkap dengan Gunongan sebagai tempat untuk menghibur diri agar
kerinduan sang permaisuri pada suasana pegunungan di tempat asalnya terpenuhi.
Selain sebagai tempat bercengkrama, Gunongan juga digunakan sebagai tempat
berganti pakaian permaisuri setelah mandi di sungai yang mengalir di
tengah-tengah
Tidak hanya cantik, tapi beliau juga seorang wanita yang cerdas.
Beliau adalah penasehat suaminya dalam pemerintahan. Seperti terlihat dalam
semboyan yang banyak dikenal dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau juga membuat
hukum tentang perlindungan anak dan perempuan. Hukum ini kemudian diterjemahkan
dan diwujudkan oleh putri beliau, Ratu Safiatuddin sehingga di Aceh Besar dan
Aceh Pidie, hukum waris tidak saja berdasarkan pada hukum Islam, tapi juga
dipengaruhi oleh hukum adat. Misalnya oleh orang tua, rumah selalu diwariskan
pada anak perempuan. Mungkin hal inilah yang menyebabkan munculnya sebutan
"Porumoh" (pemilik rumah) untuk istri dalam masyarakat Aceh.
Dalam Hadih Maja dijelaskan :
Adat bak Poteumeureuhom
(adat dipegang oleh Sultan)
Hukom bak Syiah Kuala
(hukum dipegang oleh Syiah Kuala)
Kanun bak Putroe Phang
(kanun dipegang oleh Putroe Phang)
Reusam bak Laksamana
(reusam dipegang oleh Laksamana)
Hukom ngon adat lagee dzat
ngon sipheut (Hukum dan Adat seperti zat dan sifat, tidak terpisahkan)
Beratus tahun kisah cinta Sultan dan Permaisuri telah berlalu, kini
kenangan hanyalah tinggal sejauh kita memandang. Kompleks Putroe Phang pun kini
menjadi salah satu ruang terbuka hijau di Banda Aceh. Kalau dulu Putroe bisa
mandi dengan air nan jernih, namun sekarang baunya pun sering menyengat dan
kadang sampah juga masih terus berserakan didalamnya. Terlepas dari semua itu,
Cinta Sang Sultan bisa diambil positif oleh anak-anak muda sekarang.
Kehidupan remaja masa sekarang cenderung memilih segala secara
instan, sehingga tampak kurang suka berjuang. Namun demikian hal ini bukan
berarti tidak ada remaja yang memilih kehidupan secara produktif dan aktif.
secara umum fenomena kehidupan remaja masa sekarang memang mengkhawatirkan,
Bukti Cinta Sultan untuk sang isteri Cuma bisa dipetik sebagai upaya perjuangan
remaja kepada pacarnya/kekasihnya.
Semoga Bukti Cinta Sang Sultan menjadi Motivasi pemuda-pemudi Aceh
bahwa cinta yang di Syariahkan hanya buat Isteri tercinta.
mantap :)
ReplyDeletesaya juga punya :
http://musikanegri.blogspot.com/2014/04/gunongan-bukti-cinta-sultan-kharismatik.html
jgn lupa komentarnya :)
terima kasih udah berkunjung.
Deleteajaran yg baik dari sang Sultan. cinta teruntuk istri yang sudah sah dimiliki. keren.
ReplyDelete